Berdasarkan perjalanan sejarah Sumedang berawal dari Kerajaan Sumedanglarang yang berdiri sejak berabad – abad lampau dengan menguasai wilayah tatar Sunda, puncak kejayaan Sumedanglarang pada masa Prabu Geusan Ulun pada tahun 1578 ketika itu Sumedanglarang mewarisi daerah kekuasaan Pajajaran yang telah burak. Kejayaan Sumedanglarang ditandai dengan diserahkannya Pusaka Pajajaran Mahkota Binokasih oleh empat Kandaga Lante yang dipimpin oleh Sanghyang Hawu / Djayaperkosa, Batara Dipati Wiradidjaya, Sanghyang Kondanghapa, Batara Pancar Terong Peot pada tanggal 22 April 1578 kepada Ratu Pucuk Umun dan Pangeran Santri yang kemudian menobatkan putranya Pangeran Angkawijaya sebagai Raja Sumedanglarang dengan gelar Prabu Geusan Ulun sebagai nalendra penerus kerajaan Sunda. Dari masa berdirinya kerajaan Sumedanglarang (721 M) sampai masa kebupatian (1949), banyak meninggalkan peninggalan-peninggalan pusaka leluhur Sumedang baik itu situs maupun artefak.
Sampai saat ini oleh keturunan leluhur Sumedang, peninggalan-peninggalan leluhur Sumedanglarang tersebut masih terjaga dan terawat dengan baik di Museum Prabu Geusan Ulun – Yayasan Pangeran Sumedang. Yayasan Pangeran Sumedang selaku Pemangku Adat Karaton Sumedanglarang berperan aktif didalam pelestarian budaya warisan leluhur Sumedang. Eksistensi yang ditampilkan Karaton Sumedanglarang tercatat sebagai anggota Forum Komunikasi dan Informasi Keraton se Nusantara (FKIKN) dan sebagai Dewan Pembina di Assosiasi Kerajaan Keraton Indonesia (AKKI). Keberadaan Keraton Sumedanglarang sudah tampil di berbagai kancah nasional maupun internasional seperti pameran benda-benda Seni Keraton Indonesia ( Court Arts Of Indonesia ) di Rotterdam Belanda tahun 1992,Pameran kebudayaan Indonesia Amerika Serikat (KIAS) di New York tahun 1993,Pameran Dunia Islam di Australia tahun 2005 dan ikut serta secara aktif sebagai peserta dalam Festival Keraton Nusantara (FKN) yang di selenggarakan setiap dua tahun sekali. Keraton adalah Institusi kekerabatan yang di pimpin oleh Raja/ Sultan / Sunan /Panembahan atau sebutan lain yang menjalankan fungsi sebagai pusat pelestarian dan pengembangan adat budaya nilai-nilai sosial budaya yang terkandung di dalamnya, serta mengayomi lembaga dan anggota masyarakat adat setempat. Berdasarkan nilai-nilai tersebut di atas untuk dapat lebih mengapresiasikan dan mengisi eksistensi pelestarian budaya khususnya oleh generasi muda di Keraton Sumedang larang dan umumnya untuk pengembangan budaya dan pariwisata di Kabupaten Sumedang serta selaras dengan dideklarasikannya Sumedang sebagai Puseur Budaya Pasundan, maka untuk membantu melaksanakan tujuan tersebut dibentuklah Nonoman Ksatrya Sumedanglarang ( NKSL ).
Selasa, Juli 21, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hidup Sumedang!!!!
BalasHapusSUMANGET KA SUMEDANGAN!!!!
Diupdate lagi atuh kang blogna.....